Palu – Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Sulawesi Tengah (KPAP Sulteng) mengadakan Sosialisasi HIV di Aula B dengan menghadirkan Mohammad Fadli Al Hasni, pengelola program sekaligus monev KPAP Sulteng yang berlatar belakang Sarjana S1 Sosial, sebagai pembawa materi.
Dalam sosialisasi tersebut, Fadli menjelaskan perbedaan HIV dan AIDS. Menurutnya, HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh, sedangkan AIDS merupakan kumpulan penyakit yang muncul ketika tubuh sudah lemah karena terinfeksi HIV.
Peserta juga mendapatkan pemahaman tentang cara pencegahan, seperti tidak melakukan seks bebas, tidak menggunakan narkoba, mewaspadai benda tajam yang berpotensi tercemar darah, hingga menghindari pornografi. Selain itu, remaja diingatkan untuk bijak dalam berjejaring sosial, tidak mudah tergiur bujuk rayu, dan menghindari kegiatan berbau asusila seperti “PAP” (post a picture) yang berujung pada penyalahgunaan foto maupun video pribadi.
Fadli juga menyinggung maraknya kasus pemerasan, baik melalui aplikasi MiChat maupun video call sex. Ia menegaskan agar korban segera menghentikan komunikasi, menyimpan bukti, dan melaporkan kejadian kepada pihak berwajib.
Dalam sesi diskusi, muncul pertanyaan apakah pengidap HIV bisa dikenali secara kasat mata. Fadli menegaskan bahwa HIV hanya dapat diketahui lewat tes medis. Ia juga menambahkan, hingga kini HIV dan AIDS belum bisa disembuhkan total, namun dengan terapi antiretroviral (ARV) pengidap dapat menekan perkembangan virus dan tetap menjalani hidup sehat.
Salah satu siswa yang mengikuti kegiatan menyampaikan alasannya hadir, “Saya ingin lebih tahu apa itu HIV, mengenali ciri-cirinya hingga cara mengatasi penyakit itu. Sebagai remaja saya merasa sangat membutuhkan informasi ini.”
Kegiatan sosialisasi ini ditutup dengan pesan utama agar remaja menjaga pergaulan demi masa depan, karena infeksi menular seksual dapat bermula dari luka terbuka dan perilaku berisiko.