Kebijakan ini membawa sejumlah manfaat, namun juga menimbulkan tantangan yang dapat memengaruhi stabilitas finansial sekolah, kualitas layanan, dan kesejahteraan tenaga pendidik.
Artikel ini membahas dampak-dampak tersebut secara komprehensif berdasarkan regulasi dan temuan lapangan.
1. Meningkatkan Akses Pendidikan yang Lebih Terjangkau
Dana BOS membantu sekolah swasta menurunkan beban biaya operasional yang sebelumnya ditutupi melalui SPP atau iuran lain. Dengan adanya BOS, sekolah berpotensi mengurangi atau menghapus pungutan tertentu, sehingga pendidikan menjadi lebih inklusif bagi siswa dari keluarga menengah ke bawah.
Kebijakan ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk memperluas akses pendidikan dasar-menengah yang lebih merata sebagaimana diarahkan dalam petunjuk teknis BOS dan putusan Mahkamah Konstitusi terkait pemerataan pendidikan.
Sumber:
-
Petunjuk Teknis Dana BOS (Permendikbud 51/2011 & regulasi turunan)
-
Putusan Mahkamah Konstitusi terkait kewajiban penyediaan pendidikan dasar gratis
2. Dukungan bagi Kegiatan Operasional Sekolah
BOS memiliki komponen penggunaan yang mencakup pembelian buku, alat pembelajaran, bahan habis pakai, pemeliharaan fasilitas, dan kegiatan pendukung pendidikan lainnya. Melalui dukungan ini, sekolah swasta dapat meningkatkan kenyamanan serta efektivitas proses belajar tanpa sepenuhnya mengandalkan kontribusi orang tua.
Dengan kata lain, BOS berfungsi sebagai “penopang dasar” bagi keberlangsungan operasional sekolah.
Sumber:
-
Permendikdasmen No. 8 Tahun 2025 (Penggunaan Dana BOSP)
-
ARKAS Kemendikbudristek – komponen belanja BOSP
3. Peluang Pembiayaan Honorarium Guru dan Tenaga Kependidikan
Regulasi terbaru mengizinkan sekolah swasta menggunakan hingga 40% dana BOS untuk pembayaran honor guru honorer dan tenaga kependidikan. Ini menjadi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan memastikan proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Namun, implementasinya sangat bergantung pada jumlah siswa dan total BOS yang diterima. Jika penerimaan dana kecil, maka honor tetap berpotensi tidak terpenuhi.
Sumber:
-
Pedoman Penggunaan BOSP 2025 – Kemendikdasmen
4. Risiko Ketergantungan Finansial pada Dana Pemerintah
Banyak sekolah swasta kecil mengandalkan BOS sebagai sumber pendanaan utama. Ketergantungan ini menjadi risiko karena:
-
penyaluran dana BOS bersifat periodik dan dapat mengalami keterlambatan,
-
jumlah dana tidak selalu mencukupi kebutuhan operasional sekolah,
-
sekolah mungkin tidak memiliki cadangan dana atau sumber pendapatan lain.
Kondisi tersebut dapat berdampak langsung pada tertundanya pembayaran honor guru, terhambatnya kegiatan sekolah, atau penurunan kualitas layanan pendidikan.
Sumber:
-
Kajian CIPS Indonesia tentang keberlanjutan finansial sekolah swasta berbiaya rendah
-
Laporan Article 33 Indonesia mengenai ketidakkonsistenan BOS
5. Kewajiban Administratif yang Lebih Ketat
Sebagai penerima dana publik, sekolah swasta wajib:
-
membuat perencanaan anggaran sesuai juknis,
-
melakukan pencatatan keuangan secara transparan,
-
menyusun laporan pertanggungjawaban,
-
memastikan penggunaan anggaran sesuai aturan.
Beban administrasi ini membutuhkan kapasitas manajemen yang profesional. Jika tidak dikelola dengan baik, sekolah berpotensi mengalami kesalahan penggunaan dana, keterlambatan laporan, bahkan sanksi.
Sumber:
-
Juknis BOS Kemendikbud (berbagai tahun)
-
Permendikbud 51/2011
6. Pembatasan Pungutan kepada Siswa
Sekolah swasta penerima BOS dilarang menarik pungutan wajib yang bersifat operasional dari siswa—termasuk bentuk SPP wajib. Pungutan hanya boleh dilakukan jika bersifat sumbangan sukarela, bukan kewajiban.
Ketentuan ini bertujuan melindungi orang tua dari biaya pendidikan yang memberatkan, tetapi juga menuntut sekolah untuk lebih kreatif mencari sumber pendanaan selain SPP.
Sumber:
-
Permendikbud 60/2011, diperbarui Permendikbud 44/2012
-
Putusan MK terkait pendidikan dasar gratis
7. Dampak bagi Kualitas Pengajaran dan Kesejahteraan Guru
Ketika dana BOS tidak mencukupi dan pungutan operasional tidak boleh dilakukan, sekolah swasta sering mengalami kekurangan dana untuk membayar honor guru tepat waktu. Kondisi ini dapat menyebabkan:
-
menurunnya motivasi dan kinerja guru,
-
meningkatnya stres finansial bagi tenaga kependidikan,
-
terhambatnya persiapan pembelajaran,
-
meningkatnya turnover guru.
Dalam jangka panjang, situasi ini dapat memengaruhi kualitas layanan pendidikan di sekolah swasta.
Sumber:
-
Studi Terapan tentang sekolah swasta berbiaya rendah (CIPS, 2022–2023)
-
Laporan pemantauan BOS oleh Article 33 Indonesia
Kesimpulan
Penerimaan dana BOS oleh sekolah swasta memberikan dukungan signifikan terhadap akses pendidikan, peningkatan kualitas layanan, dan keringanan biaya bagi orang tua. Namun, BOS bukanlah solusi menyeluruh. Ketergantungan berlebihan tanpa diversifikasi sumber dana dapat menimbulkan risiko finansial serius, terutama terkait pembayaran honor guru dan kelangsungan operasional sekolah.
Agar program ini benar-benar meningkatkan mutu pendidikan, sekolah swasta perlu mengelola BOS secara transparan, profesional, dan tetap membangun kemandirian finansial melalui sumber pendanaan alternatif.